Sunday, October 8, 2017

Laporan Praktikum "Titrasi"

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mempelajari titrasi amatlah penting bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah praktikum yang berhubungan dengan laboratorium dan alat-alatnya. Titrasi sampai sekarang masih di pakai di laboratorium industri, hal tersebut disebabkan teknik ini cepat dan tidak membutuhkan banyak reagen. Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentunya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya secara tepat.

Titik equivalent dapat ditentukan dengan berbagai macam cara. Cara yang umum adalah dengan menggunakan indicator. Indicator akan berubah warna dengan adanya penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat langsung menghentikan proses titrasi. Selain itu juga dapat menggunakan alat yang disebut dengan konduktometer. Tidak semua zat dapat ditentukan dengan cara titrasi akan tetapi kita harus memperhatikan syarat-syarat titrasi untuk mengetahui zat apa saja yang dapat ditentukan dengan metode titrasi untuk berbagai jenis titrasi yang ada.
Titrasi adalah suatu prosedur analisis asam-basa suatu larutan yang belum diketahui konsentrasinya. Dalam titrasi suatu larutan asam yang belum diketahui konsentrasinya, sejumlah volume tertentu asam dimasukkan ke dalam suatu labu Erlenmeyer. Kemudian suatu titran , berupa basa yang telah diketahui konsentrasinya ditambahkan hingga dicapai titik ekuivalen. Pencapaian titik ekuivalen pada saat reaksi berlangsung dapat diketahui dengan indikator. pH larutan pada saat titik ekuivalen dicapai biasanya berubah dengan cepat oleh adanya sedikit kelebihan titran yang ditambahkan. pH pada titik ekuivalen bervariasi bergantung pada jenis asam dan basanya. Oleh karena itu, indikator yang digunakan juga disesuaikan dengan daerah pH perubahan warnanya. Sebelum melakukan titrasi, perlu disiapkan larutan titran asam-basa dengan konsentrasi yang tepat.

B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah titrasi mengacu pada proses pengukuran volume titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen.



























II. TINJAUAN PUSTAKA
Standarisasi dapat dilakukan dengan titrasi. Titrasi merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya (larutan standar). Titrasi asam basa adalah suatu titrasi dengan menggunakan reaksi asam basa (reaksi penetralan). Prosedur analisis pada titrasi asam basa ini adalah dengan titrasi volumemetri, yaitu mengukur volume dari suatu asam atau basa yang bereaksi (Syukri, 2009).
Pada saat terjadi perubahan warna indikator, titrasi dihentikan. Indikator berubah warna pada saat titik ekuivalen. Pasda titrasi asam basa, dikenal istilah titik ekuivalen dan titik akhir titrasi. Titik ekuivalen adalah titik pada proses titrasi ketika asam dan basa tepat habis bereaksi. Untuk mengetahui titik ekuivalen digunakan digunakan indikator. Saat perubahan warna terjadi, saat itu disebut titik akhir titrasi (Sukmariah, 2007).
Proses penentuan konsentrasi suatu larutan dipastikan dengan tepat dikenal sebagai standarisasi. Suatu larutan standar kadang-kadang dapat disiapkan dengan menggunakan suatu sampel zat terlarut yang diinginkan, yang ditimbang dengan tepat, dalam volume larutan yang diukur dengan tepat. Zat yang memadai dalam hal ini hanya sedikit, disebut standar primer (Day, 2008).
Perhitungan-perhitungan stokiometri yang melibatkan larutaan yang diketahui molaritasnya bahkan lebih sederhana lagi. Dengan devinisi bobot ekuivalen, dua larutan akan bereaksi dengan tepat satu sama lain bila keduanya mengandung gram ekuivalen yang sama. Dalam hubungan ini, kedua normalitas harus dinyatakan dengan satuan yang sama, demikian juga kedua volume (Brady, 2000).
Istilah analisis titrametri mengacu pada analisis kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan zat yang akan ditetapkan. Larutan dengan kekuatan (konsentrasi) yang diketahui tepat itu, disebut larutan standar. Bobot zat yang hendak ditetapkan, dihitung dari volume standar yang digunakan dan hukum-hukum stokiometri yang diketahui. Dahulu digunakan orang analisis volumetri, tetapi sekarang telah diganti dengan analisiss titrimetri, karena yang terakhir ini dianggap lebih baik menyatakan proses titrasi, sedangkan yang disebut terdahulu dapat dikacaukan dengan pengukuran-pengukuran volume, seperti yang melibatkan gas-gas. Reagensia dengan konsentrasi yang diketahui itu disebut titran, dan zat yang sedang dititrasi disebut titrat (Basset, 2004).
Zat yang akan ditentukan kadarnya sendiri disebut dengan titrasi (titran) dan biasanyadiletakan di dalam tabung elenmeyer seangkan zat yang telah diketahui senidri konsentrasinya disebut sebagai (titer) dan biasanya diletakkan didalam buret baik titer ataupun titran biasanya didalam bentuk larutan.Suatu penerapan stoikiometri dilaboratorium adalah analisa untuk unsur-unsur guna menentukan komposisinya penguraian yang dilakukan atau yang digunakan berdasarkan volumetrinya dan pengukuran yang dilakukan dinamakan volumetri atau titrasi.Dalam percobaan ini teknik analitis volumetri ditetapkan pada analisis contoh yang mengandung asam.Titrasi asam basa melibatkan asam dan basa sebagai  titer ataupun titran.Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan kadar larutan asam ditentukan dengan menggunkan kelarutan bebas sebagian,begitu juga sebaliknya.(Keenan, 2002).
Pengukuran atau perhitungan dalam titrasi volumetrik berdasarkan pada pengukuran volume, sehingga dalam analisa titrasi volume konsentrasi kebanyakan dinyatakan dalam molaritas atau normalitas. Normalitas (kemolalan) adalah zat yang terlarut dalam setiap mili larutan (Anshori, 2007).
Titrasi sering disebut dengan titrasi volumetrik, karena diketahui volume titrannya.Volumetrik terbagi menjadi beberapa kelompok, antara lain asidimetri dan alkalimetri. Cara titrasi ini berdasarkan pada reaksi asam dan basa (Asikin, 2002).
Penepatan analisa tetrimetrik adalah penetapan kuantitatif yang dilakukan dengan mengukur jumlah zat yang diperlukan dengan analit. Zat yang bereaksi dengan dinamakan titran. Analisis tetrimetrik disebut juga analisis volumetrik, karena jumlah titrannya biasanya dihitung dari ukuran volume larutan titran (Linggih, 2006).



DAFTAR PUSTAKA
Anshori. 2007. Penuntun pelajaran Kimia. Ganesha: Bandung.
Asikin, Z. 2002. Penuntun Pelajaran Kimia Jilid I. Wijaya: Jakarta.
Basset, J. 2004. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Kedokteran EGC: Jakarta.

Brady, J. E. 2000. Kimia Universitas: Asas dan Struktur Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Day, R. A. dan S. Keman. 2008. Kimia Analisa Kuantitatif. Erlangga: Jakarta.
Keenan, K. W. 2002. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta.
Linggih, S. 2006. Ringkasan Kimia. Ganesha: Bandung.
Sukmariah. 2007. Kimia Kedokteran Edisi 2. Binarupa Aksara: Jakarta.
Syukri. 2009. Kimia Dasar 2. ITB : Bandung.












V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah
1. Titrasi dapat menetralkan konsentrasi dari asam atau basa.
2. Titrasi merupakan suatu metode untuk mencari suatu konsentrasi yang belum diketahui pada larutan.
3. Banyak tetesan indikator sangat mempengaruhi perubahan warna pada titrasi.
4. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, kadar larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya.
5. Larutan yang berada dalam buret disebut titran, sedangkan larutan yang akan dianalisa kadar atau konsentrasinya disebut titrat.














III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.Waktu dan Tempat
Praktikum Kimia Analitik ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Pada Hari Selasa tanggal 18 Maret 2014 Pukul 13.00 – 15.00 WIB.


B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) Buret 2) Erlenmeyer.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah 1) Aquadest 2) HCl 3) Indikator PP 4) NaOH.


C. Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum kali ini adalah
A. Titrasi Asam dengan Basa
1. Buret ukuran 100 mL dan Erlenmeyer ukuran 250 mL disiapkan. Buret dibilas dengan aquadest sebanyak 2 kali dan bilas dengan NaOH 0.1 M yang akan diisikan ke dalam buret. Erlenmeyer dibilas dengan aquadest.
2. NaOH 0.1 M diisikan ke dalam buret. Titik awal dicatat.
3. 25 mL larutan HCl yang tidak diketahui konsentrasinya (telah disiapkan oleh Asisten) diambil dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
4. Indikator PP diteteskan sebanyak 3 tetes ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi larutan NaOH tersebut. Warna yang ditimbulkan ditulis.
5. Kran Buret dibuka sampai titran mengalir tetes demi tetes.
6. Apabila tetes titran terakhir mengakibatkan perubahan warna permanen pada larutan di dalam Erlenmeyer maka titrasi berakhir.
7. Volume titran yang telah dialirkan ke dalam Erlenmeyer dicatat.
B. Titrasi Basa dengan Asam
Hal yang sama dilakukan seperti pada POINT A tetapi titrannya adalah HCl 0.1 M, dan larutan di dalam Erlenmeyeradalah NaOH yang tidak diketahui konsentrasinya (telah disiapkan oleh asisten).


























     IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari praktikum kali ini adalah
Mol NaOH = 0,1 . 3,75
= 0,375 mmol = 375. 106 mol
Mol HCl = 0,1 . 75
               = 7,5 mmol = 75. 104 mol
Rata-rata volume NaOH =  = 3, 75 mL
Rata-rata volume HCl = 75 mL












B. Pembahasan
Titrasi adalah cara analisis tentang pengukuran jumlah larutan yang di butuhkan untuk bereaksi secara tetap dengan zat yang terdapat dengan larutan lain. Titrasi merupakan cara penentuan konsentarsi suatu larutan dengan volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan mengukur volumenya secara pasti. Bila titrasi menyangkut titrasi asam-basa maka disebut dengan titrasi adisi alkalimetri. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran. Titran ditambahkan sedikit demi sedikit (dari dalam buret) pada titrat (larutan yang dititrasi) sampai terjadi perubahan warna indikator. Saat terjadi perubahan warna indikator, maka titrasi dihentikan.
Saat terjadi perubahan warna indikator dan titrasi diakhiri disebut dengan titik akhir titrasi  dan titik akhir diharapkan sama dengan hasil titik ekivalen. Semakin jauh titik akhir titrasi dengan titik ekivalen maka semakin besar kesalahan titrasi. Oleh karena itu, pemilihan indikator sangat penting agar warna indikator berubah saat titik ekivalen tercapai. Pada saat tercapainya titik ekivalen maka pH-nya adalah 7 (yaitu netral). Rentang pH yang menimbulkan perubahan besar warna indikator disebut dengan interval transisi. Larutan standart adalah larutan yang disiapkan dengan cara menimbang secara akurat suatu zat yang memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya dengan sejumlah pelarut tertentu dalam gelas Erlenmeyer. Larutan standart yang dipersiapkan dengan cara seperti ini disebut sebagai larutan standart primer.

Pada titrasi asam-basa, larutan yang menjadi titran adalah larutan NaOH 0.1 M. Sedangkan larutan dalam Erlenmeyer adalah larutan HCl yang tidak diketahui konsentrasinya. Pada titrasi basa-asam, larutan yang menjadi titran adalah larutan HCl 0.1 M. Sedangkan larutan dalam Erlenmeyer adalah larutan NaOH yang tidak diketahui konsentrasinya. Tetapi pada titrasi Basa dengan Asam tidak menghasilkan perubahan warna. Hal tersebut dikarenakan adanya kesalahan titrasi. Pada umumnya, titik akhir tidak tepat sama dengan titik ekuivalen sehingga terjadi kesalahan yang disebut kesalahan titrasi. Namun kesalahan tersebut tidak perlu dianggap sebagai kegagalan titrasi. Yang penting bahwa kesalahan tersebut harus dibatasi.

1 comment:

  1. How to make a deposit at Casino Site - ChoegoCasino.com
    When you 메리트카지노 choose to use this bonus, you can 제왕 카지노 get up to €100 as part of your deposit. If you are new to online 카지노사이트 casino gaming and want to know how to make a

    ReplyDelete

silahkan berkomentar dengan bijak dan sesai dengan topik pembahasan