I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tegangan
permukaan berhubungan dengan gaya antarmolekul dalam cairan. Molekul-molekul
dalam cairan menarik satu sama lain. Sebuah molekul dalam sebagian besar
zat cair tertarik sama pada semua sisi sehingga tarik menarik pada molekul
adalah nol. Namun, gaya tarik menarik molekul di permukaan hanya ke bawah. Oleh
karena itu, molekul permukaan mengalami gaya tarik resultan ke bawah dari dalam
cairan, yang cenderung membuat area permukaan cairan sekecil mungkin. Hal ini
menyebabkan molekul di permukaan yang akan ditarik ke dalam dan sehingga selalu
ada beberapa kekuatan ketidakseimbangan yang bekerja pada permukaan cairan.
Inilah disebut tegangan permukaan. Tegangan permukaan dapat didefinisikan
sebagai Gaya yang bekerja tegak lurus dalam satuan panjang pada permukaan zat
cair’. Satuan SI tegangan
permukaan adalah Nm-1. Karena satuan ini terlalu besar, dapat juga
menggunakan unit yang lebih kecil mNm- 1 (millinewton
meter - 1) (Winarto,
2012).
Tegangan permukaan menurun dengan
kenaikan temperatur dan sifatnya hampir linear. Tegangan permukaan menurun
seiring dengan peningkatan suhu karena energi kinetik (atau kecepatan). Dengan
demikian, kekuatan gaya antarmolekul menurun mengakibatkan penurunan tegangan
permukaan. Misalnya, pakaian yang dicuci lebih efisien dalam air panas daripada
di air dingin karena tegangan permukaan menurun dalam air panas. Tegangan
permukaan cairan dipengaruhi oleh kekuatan gaya tarik menarik antarmolekul
(Agustina, 2011).
B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah
menentukan permukaan zat cair secara relative dengan air sebagai zat
pembanding.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Kotoran mempengaruhi tegangan
permukaan. Kotoran yang cenderung berkumpul pada permukaan cairan dapat
menurunkan tegangan permukaan. Zat seperti deterjen, sabun, alkohol menurunkan
tegangan permukaan air, sementara kotoran anorganik ada di sebagian besar
cairan seperti NaCl cenderung meningkatkan tegangan permukaan air. Peningkatan tekanan pada permukaan cairan meningkatkan
tegangan permukaan. Efek tersebut tidak besar terhadap tegangan permukaan
(Winarto, 2012)
Banyak fenomena-fenomena alam yang
kurang kita perhatikan akan tetapi fenomena-fenomena tersebut mempunyai
hubungan dengan adanya tegangan permukaan. Sering terlihat peristiwa-peristiwa
alam yang tidak kita perhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair
pada pipa keran yang bukan suatu aliran, laba-laba air yang berada di permukaan
air, mainan gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan
perlahan-lahan pada permukaan zat cair, dan naiknya air pada pipa kapiler. Hal
tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat
cair atau pada batas antara zat cair dengan bahan lain. Tegangan permukaan
merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada pada
keadaan diam (statis) (Agustina, 2011).
Salah satu sifat yang
dimiliki fluida statis adalah
permukaannya punya tegangan. Tegangan tersebut dinamakan tegangan permukaan.
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
meregang sehingga permukaannya nampak seolah dilapisi oleh suatu lapisan. Pasti
pernah mengamati ada nyamuk atau serangga kecil lainnya yang bisa berdiri atau
berjalan di atas air tanpa tenggelam.
Itu terjadi karena ada tegangan permukaan zat cair. Yang menjadi penyebab utama
adanya tegangan permukaan adalah gaya kohesi (gaya terik menarik molekul sejenis)
dari fluida atau zat cair. Setiap molekul zat cair saling menarik moelkul di
sekitar mereka. Gaya tari menarik ini memicu adanya ikatan yang cukup kuat
antar molekul (Sani, 2013)
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil dari praktikum
kali ini adalah
Kelompok
|
Bahan (g)
|
Aquadest (mL)
|
Jumlah Tetesan
|
Berat Awal
|
Berat Akhir
|
1
|
Aquadest
|
25 mL
|
320
|
15.6675
|
39.8034
|
4
|
Rinso (3gr)
|
25 mL
|
292
|
15.6962
|
40.4168
|
5
|
Bukrim (3gr)
|
25 mL
|
890
|
18.7295
|
44.0918
|
Kel
|
Bahan (mL)
|
Tinggi
Melayang
(cm)
|
Tinggi
Tenggelam
(cm)
|
Waktu Melayang (s)
|
Waktu
Tenggelam
(s)
|
Pignometer
|
|
B. Awal
|
B. Akhir
|
||||||
1
|
Aquadest 200
|
8.6
|
-
|
0.76
|
-
|
15.6679
|
39.8034
|
2
|
Minyak Kunci Emas
200
|
7
|
4
|
0.35
|
0.23
|
18. 6306
|
40. 9887
|
3
|
Minyak Kiloan
200
|
6
|
5.2
|
0.58
|
0.64
|
18.092
|
40.6793
|
B.
Pembahasan
Hasil dari praktikum yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa jumlah tetesan dan tinggi
melayang yang dihasilkan dari setiap bahan berbeda-beda. Bahan deterjen Bukrim 3 gr dilarutkan
dengan aquades
sebanyak 25 ml, Bukrim dapat
terlarut dengan mudah dan lebih encer sehingga menghasilkan jumlah tetesan yang
banyak dengan busa yang tidak terlalu banyak. Hal ini dikarenakan Bukrim memiliki
butiran yang halus dan mudah larut dalam aquadest. Bahan deterjen Rinso 3 gr dilarutkan dengan aquadest
25 mL, Rinso tidak bisa langsung larut dan
mengental sehingga jumlah tetesan
yang didapat lebih sedikit karena lebih banyak mengandung busa. Hal
ini dikarenakan butiran Rinso yang kasar dan keras sulit untuk dilarutkan oleh aquadest. Butiran Rinso yang sulit larut banyak tersisa pada
gelas beker setelah pelarutan dan pengadukan berlangsung. Sedangkan butiran
Bukrim yang kecil dan halus mudah dilarutkan oleh aquadest sehingga tidak banyak tersisa pada gelas beaker. Semakin banyak pelarut yang
digunakan semakin tinggi jumlah tetesan yang didapat. Apabila jumlah pelarut dan jumlah bahan yang digunakan tidak seimbang, maka
jumlah tetesan yang akan didapat akan sedikit. Diantara aquadest, minyak kunci
mas, dan minyak kiloan yang memiliki jumlah yang sama tinggi melayangnya suatu
bola pada aquadest ternyata lebih tinggi dan memiliki waktu melayang yang lebih
lama. Pada minyak kunci mas memiliki tinggi melayang yang lebih tinggi dari
minyak kiloan, namun waktu melayang lebih lama minyak kiloan. Sedangkan untuk
tinggi tenggelam dari kedua minyak tersebut tingkat tenggelamnya bola lebih
besar atau lebih dalam pada minyak kiloan dibandingkan dengan minyak kunci mas.
Aquadest lebih encer dibandingkan dengan minyak kunci mas dam minyak kiloan.
V.
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang didapat pada praktikum kali ini adalah
1. Jumlah dan bentuk bahan yang akan dilarutkan berpengaruh
pada jumlah tetesan.
2. Deterjen dengan butiran yang halus
cepat larut.
3. Deterjen dengan butiran yang kasar
dan keras tidak langsung larut.
4. Kotoran mempengaruhi tegangan
permukaan.
5. Jumlah
tetesan dan tinggi
melayang yang dihasilkan dari setiap bahan berbeda-beda.
No comments:
Post a Comment
silahkan berkomentar dengan bijak dan sesai dengan topik pembahasan