I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam melakukan
praktikum, pada dasarnya semua alat ukur atau alat
pengujian yang mempunyai pengaruh yang signifikan pada akurasi dan
keabsahan hasil pengukuran wajib dikalibrasi sebelum digunakan untuk memastikan bahwa
semua alat ukur tersebut sesuai dengan tujuan penggunaan dan memberikan hasil
yang dapat dipercaya. Akurasi sendiri berarti kedekatan suatu hasil pengukuran
/ rata-rata hasil pengukuran ke nilai yang sebenarnya. Sebuah
larutan atau sampel apabila diukur menggunakan alat yang satu dan diukur
menggunakan alat yang lain lagi maka akan menghasilkan hasil yang berbeda-beda.
Semakin banyak skala atau garis-garis pengukur maka semakin akurat suatu alat
tersebut.
Laboratorium merupakan
tempat utama dimana ilmu kimia dikembangkan. Laboratorium juga merupakan suatu
tempat dimana mahasiswa atau praktikan melakukan percobaan. Dalam melaksanakan
pekerjaan dilaboratorium, biasanya para praktikan akan melakukan perhitungan
dan pengukuran. Dalam hal ini, maka praktikan harus mengenal
peralatan-peralatan yang ada di laboratorium agar dapat melakukan perhitungan
dan pengukuran.
Kita harus memperhatikan
alat-alat laboratorium yang kita gunakan, karena alat-alat tersebut memiliki
skala yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliiki tingkat ketelitian yang
berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat
ketelitiannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana menggunakan
dan cara agar dapat membaca skala itu itu sendiri. Pengenalan alat sangatlah
penting, pengenalan penggunaan alat-alat tersebut sangat penting agar pekerjaan
dalam laboratorium dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat
dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat, oleh karena itu,
pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus dikuasai oleh
praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia.
B.
Tujuan
Tujuan
praktikum kali ini adalah agar mengetahui bahwa setiap alat-alat gelas
laboratorium memiliki akurasi pengukuran yang berbeda.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat
menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan
seperti ini digolongkan dalaam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi
dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan
sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia.
Bukan hal yang mustahil apabila terjadi kecelakaan dalam
laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian atau penggunaan alat-alat dan
bahan yang digunakan dalam melakukan suatu praktikum yang berhubungan dengan bahan kimia yang berbahaya.
Disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan
dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan
lancar (Khasani, 2009).
Dalam melaksanakan praktikum, biasanya para praktikan akan
melakukan perhitungan dan pengukuran. Dalam hal ini, maka ketelitian praktikan
adalah hal yang penting, yang dapat menentukan hasil akhir dari praktikum. Hal
pertama yang harus diperhatikan agar dapat meningkatkan ketelitian adalah kita
harus memperhatikan alat yang kita gunakan. Karena alat-alat tersebut memiliki
skala yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliki tingkat ketelitian yang
berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat
ketelitiaannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara kita
membaca skala itu sendiri (Koesmadji, 2008).
Agar pekerjaan didalam laboratorium dapat berjalan dengan
baik kita harus mengetahui terlebih dahulu fungsi, dan prosedur penggunaannya. Kesalahan dalam penggunaan alat-alat ini dapat
dikurangi dengan melakukan beberapa
latihan tentang penggunaan alat-alat tersebut. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang
menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika
alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.
Penamaan alat-alat yang
berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti
thermometer,hygrometer dan spektrofotometer,dll. Alat-alat pengukur yang
disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti
thermograph,barograph ( Sasmita, 2006 ).
Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang
akan digunakan. Kebersihan dari
alat dapat mempengaruhi
hasil praktikum. Apabila alat yang akan digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi
hal-hal yang tidak di inginkan. Contohnya jika pada alat-alat tersebut masih
tersisa zat-zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang
kita gunakan sesudahnya dan dapat
mengakibatkan kegagalan dalam praktikum (Ginting, 2000).
Pekerjaan dalam laboratorium
biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas. Penggunaan alat ini dengan
tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan
baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan apabila
ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium
untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang
terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya.
Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam
alat gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting,
2000).
Penanganan bahan sebelum melakukan
praktikum sangat mempengaruhi hasil praktikum. Bahan yang mudah menguap
diletakkan didalam wadah, bahan kimia yang dapat menimbulkan bahaya sebaiknya
disimpan dalam sebuah lemari asam (Neilands, 2002).
Suatu laboratorium harus merupakan
tempat yang aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman
terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan
lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan
kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan
efesien (Khasani, 2009).
Ada beberapa faktor yang sangat penting
dalam mengetahui alat-alat yang ada dilaboratorium, yaitu masalah alat-alat
yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran dan
perhitungan (Ibnu, 2001).
III.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum
Kimia Analitik ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian Jurusan
Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Pada Hari Selasa tanggal 25 Februari 2014
Pukul 13.00 – 15.00 WIB.
B. Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) Buret 2) Erlenmeyer 3)
Gelas Beaker 4) Labu Ukur.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Akuades.
C. Cara Kerja
Cara kerja pada perbandingkan akurasi buret, gelas beaker, dan erlenmeyer
adalah
1. Buret ukuran 50 mL dan isilah dengan akuades
sebanyak 50 mL.
2. Akuades di dalam buret dialirkan ke dalam gelas
Beaker 50 mL.
3. Hal yang sama dilakukan pada Erlenmeyer.
4. Gelas Beaker atau Erlenmeyer diamati apakah
akuades tepat pada garis tanda.
Cara
kerja pada perbandingan akurasi labu, gelas beaker, dan erlenmeyer adalah
1.
Labu ukur 50 mL diisi dengan akuades sampai mencapai garis tanda.
2. Akuades dituangkan ke dalam gelas
Beaker ukuran 50 mL.
3. Hal yang sama dilakukan pada
Erlenmeyer.
4. Gelas Beaker atau Erlenmeyer diamati
apakah akuades tepat pada garis tanda.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil
dari percobaan perbandingan akurasi buret, gelas beaker, dan erlenmeyer adalah
pada buret 25 mL, pada erlenmeyer 45 mL, dan pada gelas beaker 33 mL. Jadi,
alat yang paling akurat adalah buret.
Hasil
dari percobaan perbandingan akurasi labu, gelas beaker, dan erlenmeyer adalah
pada labu ukur pas 50 mL, pada gelas beaker lebih dari 50 mL, dan pada
erlenmeyer lebih dari 50 mL. Jadi, diantara ketiga alat gelas ini, labu ukur
adalah alat yang mempunyai tingkat ketelitian yang lebih akurat.
B.
Pembahasan
Perbandingan
antara keakurasian buret, gelas beaker, dan erlenmeyer menunjukkan bahwa buret
memiliki tingkat ketelitian yang lebih dibandingkan dengan gelas beaker dan
erlenmeyer. Karena pada saat akuades dialirkan dari kran buret untuk
menghilangkan gelembung udara sisa dari akuades didalam buret tersebut 25 mL.
Pada saat akuades dialirkan seluruhnya ke dalam gelas beaker, hasil yang
didapatkan berbeda. Jika di buret tadi hasilnya adalah 25 mL, maka setelah
dialirkan sampai habis ke gelas beaker hasil yang didapatkan adalah 33 mL. Dan
setelah itu akuades yang terdapat pada gelas beaker harus dituangkan ke dalam
erlenmeyer untuk mengukur keakurasiannya juga. Hasil yang didapat setelah
larutan akuades dalam gelas beaker dituangkan ke dalam erlenmeyer adalah 45 mL.
Dapat dilihat dari ketiga alat tersebut menghasilkan hasil pengukuran yang
berbeda-beda. Dari ketiga alat tersebut dapat dikatakan bahwa buret memiliki
tingkat ketelitian yang lebih dibandingkan dengan erlenmeyer dan gelas beaker
karena buret memiliki skala yang lebih kecil sehingga itulah yang membuat buret
memiliki tingkat ketelitian yang lebih akurat.
Perbandingan
antara keakurasian labu ukur, gelas beaker, dan erlenmeyer menunjukkan bahwa
labu ukur memiliki tingkat yang lebih akurat dibandingkan dengan gelas beaker
dan erlenmeyer. Karena di dalam labu ukur, akuades dituangkan sampai batas
tandanya yaitu pas 50 mL. Sedangkan apabila akuades yang ada di dalam akuades
dituangkan ke dalam gelas beaker maka hasilnya tidak pas 50 mL melainkan lebih
dari 50 mL tapi kurang dari 60 mL. Dan apabila akuades di dalam gelas beaker
dituangkan ke dalam erlenmeyer maka hasil yang didapatkan juga lebih dari 50
mL. Labu ukur dapat dikatakan lebih akurat karena labu ukur memang sudah
terdapat garis tanda batas suatu ukuran, dan suatu larutan apabila dituangkan
didalam labu ukur tidak boleh melebihi garis tanda batas tersebut. Pada
erlenmeyer dan gelas beaker juga memiliki garis tanda batas, tapi dilihat dari
fungsinya kedua alat tersebut tidak digunakan untuk mengukur banyaknya suatu
larutan. Gelas beaker hanya digunakan untuk wadah suatu larutan, sedangkan
erlenmeyer digunakan untuk mereaksikan campuran larutan. Maka dari itu labu
ukur dikatakan lebih akurat.
V.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari
praktikum ini adalah
1.
Setiap alat-alat dalam laboratorium memiliki tingkat ketelitian yang
berbeda-beda.
2. Pembacaan skala pada
alat harus dilakukan dengan teliti.
3. Semakin kecil skala
suatu alat maka semakin akurat suatu alat.
4. Buret dan Labu Ukur
lebih akurat dari Gelas Beaker dan Erlenmeyer.
5.
Kesalahan pembacaan skala suatu alat akan berdampak pada hasil yang didapatkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ginting, Tjurmin.
2000. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.
Palembang : UNSRI.
Ibnu. 2001. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Khasani. 2009.
Prosedur alat-alat Kimia. Liberty : Yogyakarta.
Koesmadji. 2008. Teknik Laboratorium. FMIPA UPI : Bandung
Neilands. 2002. Analisa Kimia. Jakarta : Erlangga.
Sasmita, Djaka. 2006. Hand Out Teknik Laboratorium Kimia Fisika.
Fakultas Pasca Sarjana. Universitas Gajah Mada : Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment
silahkan berkomentar dengan bijak dan sesai dengan topik pembahasan