Sunday, April 22, 2018

Laporan Praktikum "Akurasi"

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melakukan praktikum, pada dasarnya semua alat ukur atau alat pengujian yang mempunyai pengaruh yang signifikan pada akurasi dan keabsahan hasil pengukuran wajib dikalibrasi sebelum digunakan untuk memastikan bahwa semua alat ukur tersebut sesuai dengan tujuan penggunaan dan memberikan hasil yang dapat dipercaya. Akurasi sendiri berarti kedekatan suatu hasil pengukuran / rata-rata hasil pengukuran ke nilai yang sebenarnya. Sebuah larutan atau sampel apabila diukur menggunakan alat yang satu dan diukur menggunakan alat yang lain lagi maka akan menghasilkan hasil yang berbeda-beda. Semakin banyak skala atau garis-garis pengukur maka semakin akurat suatu alat tersebut.


Laboratorium merupakan tempat utama dimana ilmu kimia dikembangkan. Laboratorium juga merupakan suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan melakukan percobaan. Dalam melaksanakan pekerjaan dilaboratorium, biasanya para praktikan akan melakukan perhitungan dan pengukuran. Dalam hal ini, maka praktikan harus mengenal peralatan-peralatan yang ada di laboratorium agar dapat melakukan perhitungan dan pengukuran.
Kita harus memperhatikan alat-alat laboratorium yang kita gunakan, karena alat-alat tersebut memiliki skala yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliiki tingkat ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat ketelitiannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana menggunakan dan cara agar dapat membaca skala itu itu sendiri. Pengenalan alat sangatlah penting, pengenalan penggunaan alat-alat tersebut sangat penting agar pekerjaan dalam laboratorium dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat, oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia.

B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah agar mengetahui bahwa setiap alat-alat gelas laboratorium memiliki akurasi pengukuran yang berbeda.


















II. TINJAUAN PUSTAKA
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan dalaam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil apabila terjadi kecelakaan dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian atau penggunaan alat-alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan suatu praktikum yang berhubungan  dengan bahan kimia yang berbahaya. Disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar (Khasani, 2009).
Dalam melaksanakan praktikum, biasanya para praktikan akan melakukan perhitungan dan pengukuran. Dalam hal ini, maka ketelitian praktikan adalah hal yang penting, yang dapat menentukan hasil akhir dari praktikum. Hal pertama yang harus diperhatikan agar dapat meningkatkan ketelitian adalah kita harus memperhatikan alat yang kita gunakan. Karena alat-alat tersebut memiliki skala yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliki tingkat ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat ketelitiaannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara kita membaca skala itu sendiri (Koesmadji, 2008).
Agar pekerjaan didalam laboratorium dapat berjalan dengan baik kita harus mengetahui terlebih dahulu fungsi, dan prosedur penggunaannya. Kesalahan dalam penggunaan alat-alat ini dapat dikurangi  dengan melakukan beberapa latihan tentang penggunaan alat-alat tersebut. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,hygrometer dan spektrofotometer,dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,barograph ( Sasmita, 2006 ).
Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang akan  digunakan. Kebersihan  dari  alat  dapat  mempengaruhi  hasil   praktikum. Apabila alat yang akan digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Contohnya jika pada alat-alat tersebut masih tersisa zat-zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum (Ginting, 2000).
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting, 2000).
Penanganan bahan sebelum melakukan praktikum sangat mempengaruhi hasil praktikum. Bahan yang mudah menguap diletakkan didalam wadah, bahan kimia yang dapat menimbulkan bahaya sebaiknya disimpan dalam sebuah lemari asam (Neilands, 2002).
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien (Khasani, 2009).
Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat yang ada dilaboratorium, yaitu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran dan perhitungan (Ibnu, 2001).


III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Kimia Analitik ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Pada Hari Selasa tanggal 25 Februari 2014 Pukul 13.00 – 15.00 WIB.


B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) Buret 2) Erlenmeyer 3) Gelas Beaker 4) Labu Ukur.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Akuades.


C. Cara Kerja
Cara kerja pada perbandingkan akurasi buret, gelas beaker, dan erlenmeyer adalah
1. Buret ukuran 50 mL dan isilah dengan akuades sebanyak 50 mL.
2. Akuades di dalam buret dialirkan ke dalam gelas Beaker 50 mL.
3. Hal yang sama dilakukan pada Erlenmeyer.
4. Gelas Beaker atau Erlenmeyer diamati apakah akuades tepat pada garis tanda.
Cara kerja pada perbandingan akurasi labu, gelas beaker, dan erlenmeyer adalah
1. Labu ukur 50 mL diisi dengan akuades sampai mencapai garis tanda.
2. Akuades dituangkan ke dalam gelas Beaker ukuran 50 mL.
3. Hal yang sama dilakukan pada Erlenmeyer.
4. Gelas Beaker atau Erlenmeyer diamati apakah akuades tepat pada garis tanda.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari percobaan perbandingan akurasi buret, gelas beaker, dan erlenmeyer adalah pada buret 25 mL, pada erlenmeyer 45 mL, dan pada gelas beaker 33 mL. Jadi, alat yang paling akurat adalah buret.
Hasil dari percobaan perbandingan akurasi labu, gelas beaker, dan erlenmeyer adalah pada labu ukur pas 50 mL, pada gelas beaker lebih dari 50 mL, dan pada erlenmeyer lebih dari 50 mL. Jadi, diantara ketiga alat gelas ini, labu ukur adalah alat yang mempunyai tingkat ketelitian yang lebih akurat.












B. Pembahasan
Perbandingan antara keakurasian buret, gelas beaker, dan erlenmeyer menunjukkan bahwa buret memiliki tingkat ketelitian yang lebih dibandingkan dengan gelas beaker dan erlenmeyer. Karena pada saat akuades dialirkan dari kran buret untuk menghilangkan gelembung udara sisa dari akuades didalam buret tersebut 25 mL. Pada saat akuades dialirkan seluruhnya ke dalam gelas beaker, hasil yang didapatkan berbeda. Jika di buret tadi hasilnya adalah 25 mL, maka setelah dialirkan sampai habis ke gelas beaker hasil yang didapatkan adalah 33 mL. Dan setelah itu akuades yang terdapat pada gelas beaker harus dituangkan ke dalam erlenmeyer untuk mengukur keakurasiannya juga. Hasil yang didapat setelah larutan akuades dalam gelas beaker dituangkan ke dalam erlenmeyer adalah 45 mL. Dapat dilihat dari ketiga alat tersebut menghasilkan hasil pengukuran yang berbeda-beda. Dari ketiga alat tersebut dapat dikatakan bahwa buret memiliki tingkat ketelitian yang lebih dibandingkan dengan erlenmeyer dan gelas beaker karena buret memiliki skala yang lebih kecil sehingga itulah yang membuat buret memiliki tingkat ketelitian yang lebih akurat.
Perbandingan antara keakurasian labu ukur, gelas beaker, dan erlenmeyer menunjukkan bahwa labu ukur memiliki tingkat yang lebih akurat dibandingkan dengan gelas beaker dan erlenmeyer. Karena di dalam labu ukur, akuades dituangkan sampai batas tandanya yaitu pas 50 mL. Sedangkan apabila akuades yang ada di dalam akuades dituangkan ke dalam gelas beaker maka hasilnya tidak pas 50 mL melainkan lebih dari 50 mL tapi kurang dari 60 mL. Dan apabila akuades di dalam gelas beaker dituangkan ke dalam erlenmeyer maka hasil yang didapatkan juga lebih dari 50 mL. Labu ukur dapat dikatakan lebih akurat karena labu ukur memang sudah terdapat garis tanda batas suatu ukuran, dan suatu larutan apabila dituangkan didalam labu ukur tidak boleh melebihi garis tanda batas tersebut. Pada erlenmeyer dan gelas beaker juga memiliki garis tanda batas, tapi dilihat dari fungsinya kedua alat tersebut tidak digunakan untuk mengukur banyaknya suatu larutan. Gelas beaker hanya digunakan untuk wadah suatu larutan, sedangkan erlenmeyer digunakan untuk mereaksikan campuran larutan. Maka dari itu labu ukur dikatakan lebih akurat.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah
1. Setiap alat-alat dalam laboratorium memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda.
2. Pembacaan skala pada alat harus dilakukan dengan teliti.
3. Semakin kecil skala suatu alat maka semakin akurat suatu alat.
4. Buret dan Labu Ukur lebih akurat dari Gelas Beaker dan Erlenmeyer.
5. Kesalahan pembacaan skala suatu alat akan berdampak pada hasil yang didapatkan.












DAFTAR PUSTAKA
Ginting, Tjurmin. 2000. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Palembang : UNSRI.
Ibnu. 2001. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Khasani. 2009. Prosedur alat-alat Kimia. Liberty : Yogyakarta.
Koesmadji. 2008. Teknik Laboratorium. FMIPA UPI : Bandung
Neilands. 2002. Analisa Kimia. Jakarta : Erlangga.
Sasmita, Djaka. 2006. Hand Out Teknik Laboratorium Kimia Fisika. Fakultas Pasca Sarjana. Universitas Gajah Mada : Yogyakarta.


No comments:

Post a Comment

silahkan berkomentar dengan bijak dan sesai dengan topik pembahasan